TributeNews86 – Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan digitalisasi tidak bisa dihindari. Digitalisasi harus didesain untuk kebangkitan peradaban.
Hal tersebut disampaikan Din Syamsuddin saat melakukan kunjungan ke Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) pada Rabu (29/12/2021).
“Digitalisasi ini tidak bisa dihindari. Digitalisasi harus didesain untuk kemajuan peradaban. Makanya apa yang dilakukan oleh UICI ini sudah cukup tepat. UICI menjadi jawaban untuk kebangkitan peradaban,” kata Din Syamsuddin.
Dalam kunjungan tersebut, Din disambut oleh Rektor UICI Prof Laode Masihu Kamaludin, Wakil Rektor I Dr Eng Jaswar Koto, Wakil Rektor II Lely Pelitasari Soebekti SP, ME, dan Wakil Rektor III Prof Achmad Syahid. Hadir juga anggota Majelis Pendidikan Tinggi Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MPT KAHMI) Ir Subandrio dan Prof Siti Zuhro.
Din menyampaikan, kehadiran UICI ini _inline_ dengan Islam. Menurut Din, UICI telah mengimplementasikan wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad Saw, yakni perintah _iqra_ atau membaca.
Selain itu, lanjut Din, kehadiran UICI juga _inline_ dengan konstitusi, yakni turut mencerdaskan anak bangsa.
“Mencerdaskan itu _enlightenment._ Mencerdaskan itu juga harus mencerahkan,” lanjut Din Syamsuddin.
Lebih lanjut, Din mengapresiasi kehadiran UICI yang mengusung brand kampus digital. Ia mengatakan, UICI tidak hanya menjadikan digital sebagai _tools,_ tetapi telah menjadikan digital sebagai _mindset._
“Oleh karena itu, kalo boleh saya mengusulkan agar UICI mendesain kurikulum yang unik, kurikulum yang khas, sehingga benar-benar UICI ini menjadi jawaban kebangkitan peradaban,” imbuh Din Syamsuddin.
Sementara itu Rektor UICI Prof Laode Masihu Kamaludin menyampaikan UICI merupakan kampus digital pertama di Indonesia dan kelima di dunia.
Proses pembelajaran di UICI bisa diakses dari mana saja, sehingga sangat sesuai dengan kondisi geografis di Indonesia yang terdiri dari banyak pulau.
“Karena di UICI proses pembelajarannya full digital sehingga bisa diakses dari mana saja dan kapan saja. Tidak ada kelas dan dosen. Mahasiswa nanti belajar dengan mesin,” jelas Prof. Laode.
Wakil Rektor I Dr Jaswar Koto menambahkan platform pembelajaran UICI menggunakan _artificial intelligence (AI) dan _voice_ _recognition_ _digital_ _simulator_ _teaching_ _learning system_ (VR DSTLS).
Dengan platform pembelajaran ini, lanjut Jaswar, di UICI dalam proses pembelajarannya memungkinkan untuk tidak ada interaksi langsung antara dosen dengan mahasiswa. (*)